Sunday, February 1, 2015

Surat Nomor Satu

Hai kamu!
Kamu yang sekarang sedang apa sih? Sepertinya kamu sedang sibuk menghindari aku.
Ya, aku mengerti kenapa akhirnya kamu begitu. 
Setelah memikirkan bagaimana aku pernah mencoba menyingkirkanmu, aku mengerti itu tidak mudah, buat aku. 
Aku nyatanya terlalu sayang kamu. Tapi kamu kan tidak tahu itu. 
Aku tidak ingin menyakiti kamu. Bagaimanapun aku ingin kamu bahagia, sebaiknya bahagia dengan aku.
Sekarang aku merasa seperti akan kehilangan kamu. Kehilangan apa yang tidak sempat aku miliki. Lalu tiba-tiba aku ketakutan.
Aku merasa seperti pecundang dan mengutuki diri ketika malam datang lalu menimbang-nimbang, apakah terlihat bodoh jika aku mengakui semuanya kepada kamu? 
Kamu, apakah mau menunggu sebentar lagi? Menunggu aku mengumpulkan nyali untuk menghadap kamu. 
Akan aku katakan semuanya. Akan aku akui perasaanku. Akan aku jelaskan semua yang terjadi sampai aku yakin bahwa kamu mengerti keadaan kita.
Sebentar saja.
Sebentar lagi aku kesana.
Sebentar lagi, sampai-sampai kamu tidak akan menyadarinya.
Baca saja dulu surat-surat ini sambil menunggu aku.
Ini surat nomor satu.
Buat kamu.

No comments:

Post a Comment